Konsep awal Al Junishar, atau yang akrab disapa Agam, saat
membangun bisnis kuliner Keude Kupie Ulee Kareng adalah ingin
memperkenalkan cita rasa kopi Aceh yang bermutu. Hingga kini, setiap
harinya, Agam memesan 15-20 kg bubuk kopi yang dikirim dari Aceh. "Saya
besar di kebun kopi, jadi minum kopi bagi saya dan masyarakat Aceh sudah
menjadi bagian dari kehidupan,"katanya,saat ditemui wartawan, Rabu
(9/11).
Kopi yang didatangkan oleh Agam berasal dari distributor yang telah memulai usaha kopi sejak tahun 1974 dan sangat terkenal se-Aceh bahkan se-Indonesia. Sehingga untuk mempertahankan kualitas kopi saat akan disajikan, Agam tak main-main memilih baristanya. Bahkan, saat pertama beroperasi, Agam membawa barista asal Aceh. "Kopi Aceh ini, kesan tampilannya sederhana dan gampang dibuat, tapi untuk menghasilkan rasa khas-nya itu yang sulit. Bisa butuh waktu 20 kali percobaan, agar takarannya pas,"tutur Agam.
Konsisten menjaga kualitas, sajian kopi Keudee Kupie Ulee Kareng mendapat sambutan positif. Costumer dari beragam latar belakang, datang, berbaur untuk menikmati kopi.
Kopi yang didatangkan oleh Agam berasal dari distributor yang telah memulai usaha kopi sejak tahun 1974 dan sangat terkenal se-Aceh bahkan se-Indonesia. Sehingga untuk mempertahankan kualitas kopi saat akan disajikan, Agam tak main-main memilih baristanya. Bahkan, saat pertama beroperasi, Agam membawa barista asal Aceh. "Kopi Aceh ini, kesan tampilannya sederhana dan gampang dibuat, tapi untuk menghasilkan rasa khas-nya itu yang sulit. Bisa butuh waktu 20 kali percobaan, agar takarannya pas,"tutur Agam.
Konsisten menjaga kualitas, sajian kopi Keudee Kupie Ulee Kareng mendapat sambutan positif. Costumer dari beragam latar belakang, datang, berbaur untuk menikmati kopi.
Posting Komentar