| |
|
|
|
|
|
|
|
|
| | |
Deskripsi
Salak
ini berasal dari Desa Sibakua dan Hutalambung, Tapanuli Selatan.
Dibudidayakan sudah lama, yaitu mulai sekitar tahun 1930. Masyarakat di
daerah setempat mempercayai bahwa salak ini dapat menambah nafsu makan.
Buahnya berbentuk bulat telur terbalik cenderung ke bulat. Kulit buahnya
bersisik besar dan berwarna cokelat kehitaman. Uniknya, daging buahnya
yang tebal berwarna kuning tua dan bersemburat merah. Rasanya manis
bercampur asam, berair, dan tidak terasa sepatnya. Bijinya berukuran
relatif besar dan berwarna cokelat muda. Ukuran buahnya bervariasi dari
kecil sampai besar.
|
Manfaat
Buah
salak dapat dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Batangnya
tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Namun,
tanaman salak baik untuk batas kebun sekaligus sebagai pengaman kebun.
|
Syarat Tumbuh
Salak
tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe
iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol atau latosol disenangi oleh
tanaman salak. Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH 5-7, curah
hujan 1500--3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan. Pada
kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mulai berbuah pada umur tiga
tahun. Tanaman salak muda lebih senang hidup di tempat teduh atau di
bawah naungan. Oleh karena itu, umumnya salak ditanam di bawah tanaman
duku, durian, atau pohon jinjing atau sengon (Albezia sp.).
|
Pedoman Budidaya
Perbanyakan
tanaman: Salak umumnya ditanam dari biji yang diambil dari pohon salak
yang bermutu baik. Namun, tanaman dari biji tidak selalu sama dengan
sifat induknya (selalu berubah). Tanaman salak mulai berbuah setelah
umur 3-4 tahun. Cara lain yang dikembangkan pada saat ini adalah melalui
anakan atau biasa disebut "cangkokan". Bibit dibuat dengan
membumbungkan (memasukkan) potongan bambu pada pangkal tunas anakan
pohon salak unggul tersebut. Potongan botol plastik atau botol infusan
juga dapat digunakan sebagai bumbungan. Media cangkok yang digunakan
adalah campuran tanah dan kompos (perbandingan 2:1). Setelah tunas
anakan berakar dalam bumbung, bibit vegetatif ini dapat disapih. Untuk
mempercepat tumbuhnya akar, biasanya pada anakan diberi Rootone-F
sebanyak 1%. Budi daya tanaman: Biji ditanam langsung dalam lubang,
sebanyak 3-4 biji per lubang. Ukuran lubang dibuat 50 cm x 50 cm x 40
cm, jarak antar lubang 2 m x 4 m atau 3 m x 4 m. Setiap lubang diberi
pupuk kandang sebanyak 10-20 kg. Sebulan kemudian, biji mulai tumbuh.
Seleksi atau pembuangan tanaman yang tidak dipilih dilakukan setelah
mulai berbunga, yakni setelah berumur tiga tahun. Dalam setiap lubang
ditinggalkan satu pohon yang berbunga betina atau campuran. Tanaman
jantan disisakan 10% dari populasi yang ditanam sebagai sumber pejantan.
Pupuk buatan diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25-500 g NPK
(15-15-15) dan terus meningkat sesuai umur tanaman. Pada umur 1-3 tahun
sebanyak 25-300 g per pohon, lalu umur 3-10 tahun sebanyak 300--500 g
per pohon. Pada penanaman dengan cangkok, tiap lubang hanya ditanam satu
bibit saja. Tanaman dijaga agar tetap lembap, cukup air, dan mendapat
naungan. Leguminose dan Gliricidia (gamal) dapat digunakan sebagai
naungan. Pelepah daun paling bawah dikurangi agar matahari masuk merata
dan memudahkan pekerja pemeliharaan melewati jalan di antara barlsan
tanaman.
|
Pemeliharaan
Pemeliharaan
tanaman salak yang penting adalah menjaga kebersihan kebun dan membuang
tunas anakan yang muncul. Umumnya, pembuangan tunas anakan dilakukan
setelah dicangkok dan terus hidup. Jumlah daun yang disisakan maksimum
sekitar 17 helai. Pelepah daun dipangkas dengan gergaji atau sabit
tajam. Dengan cara ini, sinar matahari dapat masuk ke kebun salak dan
pengambilan buah pun mudah dilakukan. Biasanya, bakal buah sebesar
kelereng tumbuh rapat sekali pada tiap tandan. Bakal buah perlu dibuang
(penjarangan) agar buah salak tumbuh besar dan merata.
|
Hama dan Penyakit
Hama
yang timbul pada tanaman salak adalah kutu wol (putih) atau Cerataphis
sp. yang bersembunyi di sela-sela buah. Selain itu, kumbang (uret) atau
omotemnus sp. sebagai penggerek tunas. Tupai dan tikus juga menjadi hama
yang menjengkelkan. Hama ini dapat diatasi dengan Furadan 3 G dan
semprotan insektisida Tamaron 0,3%. Penyakit yang sering tampak adalah
noda hitam pada daun akibat cendawan Pestalotia sp. dan penyalat busuk
merah (pink) pada buah dan batang oleh cendawan Corticium salmonicolor.
Tanaman sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di
tempat tertentu karena sulit dikendalikan.
|
Panen dan Pasca Panen
Buah
salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur
enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai oleh sisik
yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan
bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang
meruncing) terasa lunak bila ditekan. Pemanenan buah dengan cara
memotong tangkai tandannya. Hasil tanaman salak di Bali dapat mencapai
15 ton/hektar. Panen besar antara bulan Oktober-Januari.
|
Posting Komentar