Salak Sidempuan sudah terkenal dimana-mana dengan rasanya yang manis dan agak asam. Salak Sidempuan tumbuh mekar dan subur di sekitar pegunungan daerah Parsalakan yang tidak jauh dengan kota Padang Sidempuan.
Salak ini telah menjadi penghasilan utama penduduk setempat. Salak Sidempuan juga telah mengharumkan nama kota padangsidempuan karena setiap orang yang berkunjung ke kota Padang Sidempuan sudah menjadi kebiasaan mereka untuk membeli salak sebagai ole-ole khas buat saudara di kampung dan di Bandar.
Salak memiliki keunikan tersendiri, kalau dimakan satu, pengen makan satu lagi. Seperti telah digambarkan dalam sebuah lagu tapsel yang liriknya kurang lebih seperti ini. Salak…. Salak.. si… bakua.. mangido sada di pagan dua. Ini menunjukkan rasa salak sidempuan memang enak dan manis apalagi salak yang berasal dari perkebunan si Bakua sangat manis sekali. Kelebihan lainnya salak ini dapat mengobati penyakit diare, mengobati penyakit kuku dan kulit. Dan dianjurkan bagi yang memakan salak agar tidak mengelupas kuli ari pada salak karena ia bermamfaat untuk memperlancar BAB.
Selain itu, perlu diwaspadai tidak semua salak boleh kita komsumsi begitu saja. Salak yang kurang manis alias terlalu sepat sebaiknya tak usah dimakan karena berpotensi membawa rasa sakit pada bagian bagian usus dan terkadang sulit untuk dicerna. Salak juga mengandungi gizi, seperti info gizi dibawah ini:
Kandungan Gizi Buah Salak Dalam 100 Gram
1. Kalori 77,0 kal
2. Protein 0,40 g
3. Karbohidrat 20,90 g
4. Kalsium 28,00 mg
5. Fosfor 18,00 mg
6. Zat Besi 4, 20 mg
7. Vitamin B 0,04 mg
8. Vitamin C 2,00 mg
9. Air 78,00 mg
Sumber: Awandragon.
Salak padangsidempun telah tersebar luas disuluruh Sumatra Utara, maka tak heran harga salak 1/kg sangat bersaing dalam rata-rata Rp 8000/kg atau menurut besar kecilnya untuk yang besar biasanya mereka menawarkan seharga Rp 9000 sampai Rp 10.000/kg dan salak yang kecil seharga Rp 7000 sampai Rp 8000/ kg. harga ini khusus kawasan sidempuan dan sekitarnya saja.
Sistem pendistribusian salak ini, biasanya dilakukan antara si petani asal, agen pertama, agen kedua, dan si pengecer. Setiap pelaku penjualan sudah tentu mengambil keuntungan masing-masing. Sudah pasti peranan si agen salak sangat menentukan mulusnya penyaluran salak. Mereka akan berusaha sekuat tenaga mencari salak yang berkualitas untuk disalurkan kepada si Pengecer lalu si pengecer kapeda si palanggan.
Sekarang salak telah di tangan si Pengecer. Pengecer biasanya lebih banyak meraut keuntungan dibanding si Petani asal. Memang sudah menjadi rahasia umum kalau si Pengecar salak selalu mendapat untung lebih banyak. Namun, resikonya juga ketara kalau seandainya salak itu tidak habis dijual khususnya ketika musim-musim non perayaaan. Semuanya kembali kepada keahliaan si pengecer dalam mengelolah barang dagangannya.
Si pelanggan pun datang membeli salak kepada si pengecer. Pertanyaan yang selalu dilontarkan si pelanggan ‘ Bu, harganya berapa satu kilo?’, dan tak ketinggalan si Pelanggan selalu bertanya, ‘Bu, manis gak salaknya? ‘si pengecer mau jawab apa biasanya. Tentunya dia bilang manis aja, padahal belum tentu itu manis apa nggak. Biar sama-sama enjoy. Si pengecer memberikan satu buah salak kepada si pelanggan sebagai testernya. Tapi sikap sipengecer tetap aja pasrah dan enjoy kalau seadainya si Ibu tadi tidak jadi beli. Itu lah kelebihan si Pengecer salak sekitar kampung pasid ramah dan sopan lagi santun.
Datanglah ke padangsidempuan dan jangan lupa beli salak sebagai buah tangan Anda. Dan anda juga harus pandai menawar sampai tawar mati biar anda dapat harga yang terjangkau.
Posting Komentar